MENYAMBUT AWAL MUHHARAM
1 Muharram 1435 H, hari ini adalah sebuah momentum refleksi baru bagi
seluruh umat muslim di dunia untuk kembali berbenah dan berkomitmen
untuk "hijrah" menuju kebaikan-kebaikan lainnya di sisa umur dalam
hidup. Kebaikan yang semestinya kita tebar di muka bumi, sebagai jalan
yang sudah dititipkan-Nya kepada makhluk paling sempurna, manusia. Yang
jadi pertanyaan, sudah sejauh mana kita merefleksikan diri?
Mendengar kata hijrah, benak ini terus saja berputar pada konteks
kebaikan, seperti mencari ilmu, mempererat silaturahim, berpetualang,
belajar tata krama, dan aktivitas kebaikan lain. Pengalaman saat
berhijrah, tentu sangat berbeda bagi mereka yang hanya ingin stay
dengan zona nyaman tempat mereka berada sekarang, yang sebenarnya juga
ga nyaman-nyaman amat. Memang begitu, sebilah anak panah hanya bisa
bermanfaat jika sudah keluar dari sarang busurnya.
Saking hebatnya kekuatan hijrah, penetapan 1 Muharram 1435 H didasarkan
pada peristiwa hijrahnya kaum Muhajirin ke Madinah, bukan pada peristiwa
penting di zaman Nabi yang lain, misalnya turunnya Al-Quran, peristiwa
turunnya perintah sholat lima waktu, peristiwa Isra' Mi'raj, atau
peristiwa penting lainnya. Lah, kok bisa? Pasti ada urgensi
kebermanfaatan hijrah yang keutamannya tidak bisa disandingkan dengan
peristiwa lain, yang ini menjadi harapan semangat pembaruan bagi seluruh
umat muslim di dunia untuk terus berbenah diri dari waktu ke waktu